Friday, 16 May 2014

Untuk Guruku yang bernama Cikgu..

Seorang Guru Itu..
Untuk : Cikgu/pensyarah dan semua bergelar pendidik

Dialah pemberi paling setia,
Tiap Akar ilmu miliknya,
Pelita dan lampu segala,
Untuk manusia sebelum menjadi dewas.

Dialah ibu dialah bapa juga sahabat,
Alur kesetiaan mengalir nasihat,
Pemimpin yang bertauliah segala umat,
Seribu tahun katannya menjadi hikmat.

Guru itu kaya falsafahnya,
Kias kata bidal pusaka,
Akal budi bersulam daya,
Gedung akal laut bicara.

Guru itu sering berkata..
telaga itu milikmu,
Jangan sekadar memgang tali,
Sedang seorang mencapai timba.

Jangan pisang berbuah dua kali,
Jangan asyik hidup bermimpi,
Jangan hanya mengenal universiti,
Namun..
Masih bedagang di rumah sendiri.

Guru itu menagajar aku,
Bergaduhlah dengan santun,
Menikam dengan pantun,
Menyanggah dengan senyum,
Marah dengan diam,
Merendah bukan menyimbah,
Meninggi bukan melonjak.

Guru itu mengajar aku,
Berdamailah dengan budi,
Silaturrahim hati yang murni,
Maaf diungkap sentiasa bersahut,
Tangan dihulur sentiasa bersambut,
Luka tidak lagi berparut.

Guru itu.. sering bermadah,
Jadilah pewaris bijaksana,
Memegang tali memegang timba,
Memiliki ekonomi mencipta budaya,
Menjadi tuan di negara merdeka.

Terima Kasih cikgu!!
Semoga Allah sentiasa memberkati kerjamu dan hidupmu..
InsyaAllah :)

Saranghae cikgu :)



Sabar


Sumber : Jom! Dakwah itu mudah

Belajar sabar dari Manusia Pilihan

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (al-Baqarah: 155)

   Sering kali kita menemukan ayat di atas ketika mentadabbur (menghayati) al-Quran. Perkataan 'sabar' itu sendiri diulang sebanyak 90 kali. Jadi betapa karakter sabar perlu dibumikan dalam diri, apatah lagi dalam kehidupan seorang da'ei di atas jalan dakwah dan tarbiayah.

Tetapi sejauh manakah kita mengimani ayat tersebut yakni bersabar ketika menempuh ujian-ujian yang saban hari mendatang? Sukses menenpuh ujian bukan sekadar meninggikan darjat seorang hamba disisiNya, bahkan menghapuskan dosa-dosanya terdahulu.

   Potret ujian para Nabi diceritakan dalam bahasa yang mudah difahami dan sesuai unutk pembaca generasi kini. Kisah-kisah yang sarat dengan hikmah ini memberi inspirasi kepada insan dalam menghadapi ujian kehidupan yang mencabar. Daripada kisah manusia pertama di bumi, Nabi Adam A.S sehinggalah Nabi Muhammad S.A.W dan juga kisah ujian para sahabat membuatkan kita lebih memahami bagaimana mereka  mengendalikan ujian dengan penuh kesabaran.

   Dalam al-Quran sendiri, Allah menekan berkali-kali ugensi untuk kita menjadi seorang yang sabar dalam menghadapi ujian kehidupan. Bahkan kesabaran juga ada tahapnya. Kita sangat menginginkan kesabaran yang baik seperti yang ditonjolkan Nabi Ya'akub dalam mendepani ujian yang timbul daripada anak-anaknya sendiri. Sungguh menggagumkan, bukan? Kemenangan adalah kesabaran satu saat.

   Kata-kata ini terbukti dalam kisah-kisah yang diceritakan. Esensi penting dalam pengajaran bagi setiap kisah yang dinukilkan, membuat diri belajar mengadaptasikan seperti Nabi terdahulu ketika ditimpa ujian. Pergantungan yang hanya kukuh kepada Allah menjadi motivasi hebat dalam mengahdapi mehnah dan tribulasi kehidupan.

   "Jika Aku menguji hambaKu dengan dua hal yang disukai (kedua matanya) kemudian ia bersabar, maka baginya syurga" (HR.Bukhari)

 Mahukah  kita bersabar dalam menggapai syurga? Ayuh, apa yang kita tunggu lagi? Bersegeralah mencari ibrah tersembunyi di sebalik kisah para perjuang sukses terdahulu!